Bernyanyi adalah “berbicara” melalui
syair lagu yang memiliki notasi/melodi/irama dan birama, dan didalam
syairnya terkandung pesan, cerita, ikrar dll, yang harus disampaikan
kepada penonton/pendengar dan harus dapat dimengerti apa tujuan dari
pesan itu.
Jika kita hanya bernyanyi sendiri
(solis) masih dibantu dengan mikrofon, nah tapi jika bernyanyi lebih
dari satu orang, kemudian diiringi oleh musik tertentu, akan lebih sulit
untuk memahami setiap kalimat/kata yang dilantunkan jika “ARTIKULASI”
tidak dilatih dengan baik. Sehingga penyanyi dan penonton sama-sama
tidak dapat menikmati penampilan penyanyi, karena akan berakibat pada :
- terganggunya keindahan lagu.
- pengertian syair menjadi kabur.
- terganggunya keindahan lagu.
- pengertian syair menjadi kabur.
Pada saat memulai kalimat lagu, yang
menjadi perhatian kita adalah “huruf” apa yang pertama diucapkan,
sehingga penyanyi dapat mempersiapkan ‘ucapannya”sesuai dengan cara
pengucapan masing masing huruf. Karena jika tidak demikian, ucapan itu
menjadi tidak jelas, karena terburu-buru untuk mengucapkannya
Harus diperhatikan beberapa konsonan,
yang jika diucapkan akan mengakibatkan pemborosan pada “nafas” misalnya
konsonan [H] dan konsonan [S]. Jika kedua konsonan ini ada pada saat
awal lagu, upayakan segera menutupnya dengan “vocal” yang mengikutinya.
Demikian juga jika kedua konsonan ini ada ditengah kalimat lagu, akan
lebih merepotkan karena tujuan kita untuk menyambung kalimat lagu
menjadi terganggu.
Jika pada awal lagu dimulai dengan huruf
“VOCAL”, misalnya INDONESIA RAYA dsb, Harus diupayakan agar “vocal” ini
diawali dengan konsonan tertentu, misalnya dengan konsonan [M, N atau
H] agar tidak terkesan meledak pada saat mengucapkannya.
Memberikan perhatian khusus pada pengucapan beberapa konsonan yang hampir sama, antara lain:
a. antara M dan N serta NG
b. antara G dan K
c. antara T dan D
d. antara B dan P, yang hanya dibedakan oleh besar kecilnya ledakan yang dicipyakan pada saat mengucapkaannya.
a. antara M dan N serta NG
b. antara G dan K
c. antara T dan D
d. antara B dan P, yang hanya dibedakan oleh besar kecilnya ledakan yang dicipyakan pada saat mengucapkaannya.
Menyambung kata dan suku kata, menjadi
satu kesatuan yang diucapkan denga mengalir, khususnya jika terdapat dua
konsonan sejajar atau berdekatan. Jangan sampai salah satunya
tertinggal atau tidak terucapkan.
Bila satu kata ditutup dengan huruf
nasal/sengau, maka sebaiknya konsonan sengau tersebut diucapkan secara
singkat pada saat akan mengakhiri kalimat, atau sejenak menjelang awal
istirahat berikutnya. Dengan kata lain, penahanan bunyi diberikan pada
vocal yang mendahuluinya.
Berhati-hati lah dengan konsonan semu,
yang timbul pada saat memulai kalimat atau mengakhiri kalimat yang
disebabkan oleh beberapa faktor, agar dihindari dengan baik. Misalnya
pada pengucapan :
a. besok menjadi mbesok
b. sebab menjadi sebabh
a. besok menjadi mbesok
b. sebab menjadi sebabh
Konsonan R, M, N, dan NG serta beberapa
konsonan lainnya yang menutup kata, sering tidak terdengar diucapkan,
khususnya pada ending lagu. Jangan menutup bunyi sebelum konsonan ini
terucapkan dengan benar. Misalnya :
- dengan menjadi denga
- lahir menjadi lahi
- bersyukur menjadi bersyuku
dst
- dengan menjadi denga
- lahir menjadi lahi
- bersyukur menjadi bersyuku
dst
Adanya huruf dipotong atau umlaud, yaitu
dua buah vocal yang berdekatan, misalnya : AU-OE UI-AI dst, seharusnya
tidak dipisahkan mengucapkannya. Akan tetapi harus disambung dan
ditekan/aksen diberikan pada vocal pertama, sedangkan vocal berikutnya
hanya melintas saja, yang ditandai dengan pergeseran alat artikulasi pada saat mengucapkannya.
Vocal yang dinyanyikan dengan beberapa notasi yang biasa disebut “legato”
harus dijaga agar keutuhan & keberadaan setiap nada tetap terdengar
dengan jelas. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan menambahkan
konsonan “H” secara samar-samar (tidak terdengar keluar) pada setiap
perpindahan nada atau n.
0 comments:
Post a Comment