Banyak faktor yang menentukan seorang musisi bisa sukses atau tidak,
bahkan definisi sukses bagi musisi bisa saja berbeda-beda, yang satu
ukurannya uang, yang satu lagi ukurannya kebebasan berekspresi walau
harus hidup sederhana. Apapun arti kesuksesan itu, saya percaya hal itu
bisa diraih dengan jalan otodidak dan jalan pendidikan formal.
Otodidak adalah menurut wikipedia bahasa Inggris adalah
“self-education or self-directed learning. An autodidact is a mostly
self-taught person, as opposed to learning in a school setting or from a
tutor.” Jadi otodidak bukan berarti tiba-tiba bisa sendiri tanpa
belajar, melainkan belajar sendiri dan menentukan jalur pelajaran itu
sendiri tanpa bantuan tutor dalam jangka waktu tertentu. Seorang musisi
otodidak akan menghabiskan waktu berjam-jam membaca buku, menonton video
tutorial, berlatih, dan berdiskusi dengan musisi lain untuk mendapat
masukan dan inspirasi.
Musisi jazz senior kita, pianis Idang Rasjidi pernah memberi analogi
seperti ini, jika seorang musisi yang belajar formal mencapai tujuannya
di seberang lautan menggunakan pesawat terbang sedangkan musisi otodidak
harus berenang dan bersusah payah mencapai tujuan tersebut. Artinya, di
musisi yang belajar secara formal akan mendapat berbagai kemudahan
dalam mencapai level tertentu, karena mendapat bimbingan pelajaran serta
fasilitas yang memadai. Saya tidak mencoba mencari-cari mana yang
hasilnya lebih bagus, tetapi yang pasti, jika memang ada kesempatan
untuk belajar mengapa tidak? Toh hal ini memudahkan proses belajar.
Hanya saja tidak semua orang bisa melakukannya, baik halangan biaya,
waktu, dsb.
Jangan lupa juga, banyak musisi besar yang tidak melewati proses
pendidikan formal, apalagi musisi jazz, perkuliahan musik jazz saja di
Eropa baru ada sejak tahun 1970-an. Tradisi pembelajaran yang ada di
kehidupan musisi jazz sebelum itu adalah untuk bekerja di dalam band
yang dipimpin musisi handal selama beberapa tahun untuk menyerap ilmu
dari pengalaman tersebut. Chet Baker belajar sendiri, Miles Davis keluar
dari Juilliard namun terus belajar dari pengalaman.
Kelebihan utama seorang otodidak
adalah biasanya orang otodidak itu punya kemauan super keras. Berbeda
dengan mahasiswa musik yang ditunjukkan arah dan diberi fasilitas,
otodidak harus mencari-cari jalan sendiri, tanya sana-sini hingga
akhirnya sampai pada tujuan. Inilah mengapa kadang-kadang musisi
otodidak memiliki greget yang tidak dimiliki musisi pendidikan formal.
Ketika kita berbicara soal musik yang “rumit” seperti orkestra, atau
big band dengan menulis aransemen untuk belasan bahkan puluhan alat
musik, apakah bisa dengan cara otodidak? Jawaban saya, mengapa tidak?
Apalagi di era informasi seperti sekarang ini, jika ada kemauan dan
kerja super keras, pasti bisa. Bahkan saya memiliki beberapa rekan yang
telah melakukannya. Sekali lagi, otodidak bukan berarti tidak belajar,
malah justru belajarnya lebih giat lagi.
Ref : http://indraaziz.net/2009/09/musisi-otodidak/
sebenarnya otodidak ataupun tidak adalah sesama musisi, yang membedakan hanyalah jenjang edukasinya, semakin kita cari kekurangan kan pasti selalu ada..
ReplyDeletehanya yang belajar formal mereka mempunyai materi teori men detail, tidak hanya sekedar bermain musik, tapi adalah mengerti musik, sejarah musik, jalur dan lain lain.. saya seorang musisi yang mungkin bisa disebut formal atau otodidak juga..
yang pasti orang yg belajar formal mereka otomatis mempelajari musik secara otodidak juga, tapi otodidak tidak mendapatkan materi musik sesuai kurikulum,
yaaa overall semua sama, yang dimasalahkan bagaimana kita menghasilkan sesuatu dari apa kelebihan kita itu..
realita kan kalo kita juga ingin dapat menghasilkan dari pembelajaran kita itu? :)
yang pasti musisi semua sama, 1 lagu bedanya setau saya ya..
musisi otodidak mendapat gelar dari pendidikan dia, dan bisa menjadi dosen musik..
cmiiw :)